Melasma merupakan salah satu hal yang paling banyak dikeluhkan wanita, khususnya usia 40 tahunan. Apalagi bagi wanita yang terbiasa beraktifitas di luar ruangan.
Kondisi kulit dengan warna coklat gelap di wajah ini, bahkan juga dialami oleh beberapa wanita di bawah usia 30 tahunan.
Apa itu Melasma?
Melasma merupakan sebutan untuk bercak coklat kehitaman atau lebih gelap dari kulit yang terdapat di wajah. Secara ilmiah, melasma adalah kelainan pigmentasi kulit yang ditandai dengan adanya bercak yang lebih gelap dari kulit. Biasanya bisa berwarna kecoklatan hingga kehitaman, dengan bentuk simetris dan tepi ireguler pada kulit wajah yang sering terpapar sinar matahari tanpa penghalang.
Melasma biasanya terdapat di kedua pipi, dahi, hidung, dagu bahkan kadang juga di leher. Dan kondisi ini bisa mengenai semua tipe kulit, tetapi lebih sering terjadi pada tipe kulit Fitzpatrick III-IV (kulit yang berwarna kuning langsat dan coklat muda) dan setelah kehamilan.
Bercak warna gelap pada kulit wajah ini, juga terjadi bervariasi pada masyarakat, tergantung etnis, tipe kulit maupun intensitas terpapar sinar matahari.
Dari penelitian yang dilakukan di Departemen Kulit Kelamin RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, ada 53,45% atau 820 orang dengan melasma. Sedangkan di URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya ada pasien melasma sebanyak 1313 pasien (14,1%).
Tentunya hal ini menunjukan jika banyak orang yang mengalami kondisi melasma.
Kondisi melasma ini bisa menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri, juga berdampak psikososial yang buruk, hingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.
Karena bercak hitam pada kulit wajah bisa menimbulkan gangguan estetika, atau penampilan yang kurang baik dan nyaman pada pasien. Sehingga membuat pasien merasa malu, hingga enggan keluar rumah. Tak jarang ada juga yang sampai berpikir untuk mengakhiri hidup seperti yang dilaporkan pada penelitian.
Anyway, penelitian ini ditujukan untuk menentukan profil dan prevalensi faktor pencetus pasien melasma di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya dari Januari hingga Desember 2019.
Tanda-Tanda atau Gejala Melasma
Adapun tanda-tanda atau gejala melasma adalah munculnya bercak-bercak kecoklatan atau hiperpigmentasi berwarna coklat atau lebih gelap dari warna kulit.
Adapun warnanya tergantung kedalaman pigmen melasma, dan untuk itu terbagi 3 jenis, di antaranya:
- Epidermal, yaitu melasma dengan bercak berwarna coklat tua dan punya garis batas yang tegas.
- Dermal: yaitu bercak berwarna coklat muda atau kebiruan dan garis tepi yang lebih kabur. Bercak ini tidak bisa terlihat jelas ketika diperiksa di bawah wood’s lamp (alat diagnostik menggunakan sinar ultraviolet untuk mendeteksi fluoresensi pada kulit dan rambut yang terinfeksi jamur, bakteri, atau mengalami gangguan pigmentasi).
- Campuran: yaitu jenis yang paling umum dari ketiganya, ditandai dengan warna bercak yang kebiruan dan cokelat serta pola campuran.
Biasanya melasma muncul pada di dahi, pipi, batang hidung, serta di atas bibir atas. Akan tetapi, bercak juga dapat muncul pada bagian tubuh lain seperti:
- bahu,
- lengan bagian atas,
- lengan bagian bawah,
- leher,
- rahang, dan
- dagu.
Apa Penyebab Melasma?
Penyebab melasma hingga saat ini masih belum jelas. Kemungkinan besar, terjadi karena melanosit (sel penghasil pigmen di kulit) memproduksi terlalu banyak warna.
Sedangkan pemicu utama munculnya melasma adalah radiasi, baik dari sinar ultraviolet atau inframerah, dan perubahan hormon.
Sementara itu, sinar ultraviolet (UV) dari paparan sinar matahari bisa merangsang kerja melanosit. Bahkan, untuk paparan yang terbilang kecil bisa membuat melasma kembali setelah menghilang. Sehingga paparan sinar matahari sering jadi pemicu kambuhnya melasma.
Selain itu, perubahan hormon juga kerap menjadi pemicu munculnya melasma, biasanya terjadi pada ibu hamil. Hal ini diduga karena peningkatan kadar estrogen, progesteron, dan hormon perangsang melanosit, terutama selama trimester ketiga kehamilan.
Cara Mengatasi Melasma di Kulit Wajah
Sebenarnya, melasma pada wajah bisa memudar dengan sendirinya. Terutama jika faktor penyebabnya telah diatasi atau selesai.
Misal, melasma yang terjadi karena faktor kehamilan atau mengkonsumsi pil KB. Ketika kehamilan berakhir, atau menyetop pil KB tersebut, maka dengan sendirinya melasma akan menghilang.
Akan tetapi, beberapa orang tetap memiliki bercak melasma ini dalam jangka waktu lama bahkan seumur hidup, karena tidak bisa lepas dari pemicunya.
![]() |
sumber: clinic1.co.nz |
Untuk kondisi seperti ini, ada beberapa cara untuk mengatasi melasma yang muncul, di antaranya:
1. Mengatasi Melasma dengan Pengobatan medis
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan pengobatan medis. Pasien yang datang ke dokter karena melasma biasanya akan diberikan resep beberapa obat, di antaranya:
- Hydroquinone.
- Kortikosteroid.
- Tretinoin.
- Asam kojik.
Perlu diketahui, obat-obatan di atas merupakan jenis obat keras, dan penggunaannya dibutuhkan resep dokter.
Jika obat di atas tidak bisa mengatasi masalah melasma, maka dibutuhkan prosedur perawatan lainnya, misa dengan melibatkan pengelupasan kimia (menggunakan asam glikolat), mikrodermabrasi, dan dermabrasi.
![]() |
Perawatan dermabrasi, sumber : tempo.co |
Untuk perawatan jenis tersebut hanya bisa dilakukan oleh seorang dermatolog. Jangan asal menggunakan perawatan tanpa pengawasan dermatolog, karena bisa menimbulkan masalah kulit yang baru terutama jika pengobatan tidak menyesuaikan jenis kulit.
2. Pengobatan secara alami
Selain pengobatan medis, melasma juga bisa diatasi secara alami. Sayangnya, pengobatan ini mungkin tidak semanjur obat medis.
Akan tetapi, tidak ada ruginya untuk mencobanya, bukan?. Dan beberapa bahan herbal yang bisa meredakan gejala melasma, di antaranya:
- lidah buaya,
- ekstrak licorice,
- vitamin C,
- minyak rosehip,
- ekstrak kunyit, dan
- ginkgo biloba.
Tips menghindari Timbulnya Melasma
Mencegah melasma lebih baik daripada mengobati, karena selain keberadaan melasma di wajah sangat mengganggu penampilan seseorang, pun juga seringnya mengobati melasma tidak mudah dan cepat.
Karenanya, lakukan beberapa tips di bawah ini agar terhindar dari melasma, di antaranya:
1. Gunakan Sunscreen Tiap Hari
Sunscreen merupakan salah satu cara ampuh untuk menghindari munculnya melasma, termasuk juga mengobati melasma.
Karenanya, sangat penting menggunakan sunscreen setiap hari baik ketika beraktifitas di luar ruangan, maupun di dalam ruangan, agar terhindar dari paparan langsung sinar matahari yang menjadi pemicu timbulnya melasma.
Gunakan sunscreen yang setidaknya mempunyai SPF 30 atau lebih dan yang mengandung seng oksida dan titanium dioksida untuk memberikan perlindungan dengan spektrum yang luas.
Jangan lupa untuk reapply sunscreen setidaknya setiap dua jam.
2. Mengenakan Topi Saat Beraktifitas Di Luar Ruangan
Selalu gunakan topi dengan tepi yang lebar untuk melindungi wajah dari paparan sinar matahari untuk mencegah munculnya melasma. Pastikan juga untuk membatasi waktu aktivitas di luar, dan lebih sering berteduh.
3. Menghindari Waxing
Waxing atau menghilangkan bulu dengan mencabutnya dari akarnya menggunakan lilin khusus, juga bisa menyebabkan peradangan kulit yang memperburuk kondisi kulit.
Jadi, sebisa mungkin hindari waxing agar menghindari risiko munculnya melasma.
Kesimpulan dan Penutup
Melasma adalah kondisi hiperpigmentasi kulit yang sering dialami oleh wanita, terutama mereka yang berusia 40 tahun ke atas atau sering terpapar sinar matahari. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, faktor utama pemicu melasma adalah paparan sinar UV dan perubahan hormon. Kondisi ini bisa mengganggu kepercayaan diri dan kualitas hidup seseorang, terutama jika bercak gelap sulit dihilangkan.
Berbagai metode pengobatan tersedia, mulai dari perawatan medis dengan obat-obatan hingga bahan alami yang dapat membantu mengurangi hiperpigmentasi. Namun, yang paling penting adalah melakukan langkah pencegahan, seperti rutin menggunakan sunscreen, mengenakan topi saat berada di luar ruangan, dan menghindari waxing yang dapat memperburuk kondisi kulit.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang melasma dan langkah-langkah pencegahannya, kita dapat menjaga kesehatan kulit wajah agar tetap cerah dan bebas dari bercak gelap. Ingatlah bahwa perawatan kulit memerlukan kesabaran dan konsistensi, sehingga hasil yang maksimal bisa dicapai dengan usaha yang berkelanjutan.
Sumber:
- https://unair.ac.id/profil-dan-faktor-pencetus-melasma-studi-retrospektif/ diakses 15-03-2025
- https://hellosehat.com/penyakit-kulit/kulit-lainnya/melasma/ diakses 15-03-2025
Tidak ada komentar:
Terimakasih sudah mampir dan membaca artikel saya,
Silahkan meninggalkan komentar dengan akun/url yang aktif :)